Minggu, 13 Maret 2011

JAGALAH ALLAH, PASTI ALLAH MENJAGAMU (PART I)

SPESIAL EDITION

Dari Abil Abbas Abdullah bin Abbas a dia berkata :
“Dahulu aku pernah berada di belakang Rasulullah, lalu beliau bersabda :
“Wahai anak kecil sesungguhnya aku ingin mengajarimu beberapa kata,
jagalah Allah, maka pasti Allah menjagamu, jagalah Allah pasti kau akan
menjumpai-Nya dihadapanmu. Apabila engkau meminta maka mintalah kepada
Allah dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan
kepada Allah. Ketahuilah, seandainya suatu umat berkumpul untuk
memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak bisa memberi manfaat
tersebut kecuali yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan apabila mereka
berkumpul untuk memadharatkanmu maka mereka tidak bisa memadharatkanmu
kecuali dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah atasmu, telah di
angkat pena dan telah kering tinta” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata
hadits hasan shohih).
Di dalamiwayat selain Tirmidzi : “Jagalah Allah maka engkau akan
mendapatkan-Nya dihadapanmu, kenalilah Allah di kala senang maka Dia
akan mengenalmu di kala susah. Ketahuilah sesungguhnya apa yang tidak
menimpamu maka dia tidak akan menimpamu dan apa yang akan menimpamu
pasti dia akan menimpamu (tidak akan meleset). Dan ketahuilah bahwa
kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan setelah
kesulitan pasti ada kemudahan.”
Takhrij Hadits
Hadits shohih, hadits ini memiliki 7 jalan dan lafadznya berbeda-beda.
Dan yang paling baik adalahiwayat Hanasy ash-Shon’ani dari Ibnu Abbas a,
dia berkata : “Dahulu aku pernah dibelakang Rasululllah ……” Riwayat
ini dikeluarkan oleh Tirmidzi 2635 bersama Tuhfatul Ahwadzi dan ini
lafadz beliau, Ahmad 1/293, Ibnu Wahab dalam Al-Qodr 28, Abu Ya’la dalam
musnadnya 2556, Ibnu Sunny dalam Amalul Yaum Wal Laila 327 dan Thobrani
dalam Do’a 42 dari jalan Laits bin Sa’ad dari Qois bin Hajjaj dari Ibnu
Abbas.
Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilali mengatakan : Isnadnya shohih dan
perowi-perowinya tsiqoh.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad 1/203&207, Baihaqi dalam Asma’
Wa Sifat hal 97, Lalikai dalam Syarh Ushulu I’tiqod Ahli Sunnah Wal
Jama’ah 1094&1095 dari jalan lain dari Qois bin al-Hajjaj. Dan juga
dikuatkan oleh Yazid bin Abi Habib dari Hanasy, dan ini dikeluarkan oleh
al-Ajuri dalam Syari’ah hal 198)
Syaikh Salim mengatakan : “Isnadnya shohih, meskipun sebagian

jalan-jalannya yang lain tidak luput dari kelemahan tapi pegangannya
adalah yang telah di sebut di atas. Wallahu a’lam.1 1. Shohih kitabul
Adzkar wa dhoifuhu Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaly 2/999-1000.
Kedudukan Hadits
Ibnu Rojab v berkata : “Hadits ini mengandung wasiat yang berharga dan
kaidah-kaidah umum tentang hal-hal penting dalam agama, sampai-sampai
sebagian Ulama mengatakan ‘ketika aku merenungi hadits ini aku sangat
tertarik sekali dan hampir-hampir aku gemetar.’ Maka sangat disayangkan
jika ada yang tidak tahu dan tidak memahami makna hadits ini.”
Penjelasan Hadits
Nabi bersabda :
“Jagalah Allah maka Allah pasti menjagamu”.
Maknanya adalah jagalah perintah-perintah, larangan-larangan dan
batasan-batasan serta hak-hak Allah yaitu dengan menjalankan apa yang
Allah dan Rasul-Nya perintahkan serta menjauhi apa yang di larang.
Barangsiapa yang melaksanakan hal itu maka Allah telah memujinya dalam
firman-Nya :
“Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang
selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua
peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan
hati yang bertaubat.” (QS.Qoof: 32-33)
Termasuk hal yang penting untuk di jaga adalah sholat sebagaimana firman
Allah ta’ala :
“Jagalah segala sholatmu dan sholat wustho (shalat ashar).” (QS.
Al-Baqoroh : 238)
Allah sangat memuji orang yang menjaga sholatnya:
“Dan orang yang selalu menjaga sholat mereka.” (QS. Al-Ma’arij : 34)
Allah juga memerintahkan untuk menjaga sumpah:
“Dan jagalah sumpahmu” (QS. Al-Maidah : 89)
Dan memerintahkan untuk menjaga kemaluan :
“Dan orang laki-laki dan orang perempuan yang menjaga kemaluan-kemaluan
mereka.” (QS. Al-Ahzab: 35).
Sabda Nabi : “Maka pasti Allah menjagamu” maknanya adalah barangsiapa
yang menjaga perintah-perintah Allah serta menjalankan
kewajiban-kewajiban dan meninggalkan yang dilarang maka pasti Allah
menjaganya, karena balasan itu tergantung dari perbuatannya.
Allah berfirman :
“Jika kalian menolong Allah maka pasti Allah menolong kalian” (QS.
Muhammad : 7).
Penjagaan Allah kepada hamba-Nya di dunia ini berupa penjagaan terhadap
kebaikan dan kemaslahatan dunia, badan, harta serta keluarganya.
Allah berfirman :
“Sedang ayahnya adalah seorang yang sholeh” (QS. Al-Kahfi : 82).
Imam Ibnu Katsir v berkata (tentang tafsir ayat tersebut) : “Di dalam
ayat ini terdapat dalil bahwa orang yang sholih itu keturunannya akan di
jaga oleh Allah. Barokah ibadahnya akan meliputi mereka di dunia dan di
akhirat. Dan dengan syafaatnya di hari akhir kelak mereka akan di angkat
derajatnya di surga untuk menyejukkan pandangan orang tua mereka,
sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, Said bin
Jubair mengatakan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas dengan
ucapan beliau : Mereka berdua di jaga dengan sebab kesholehan kedua
orang tua mereka.” 2 2. Tafsir Ibnu Katsir 3/134.
Barangsiapa yang menjaga Allah pasti Allah menjaganya dari segala mara
bahaya. Sebagaimana perkataan salaf : “Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah, maka dia telah menjaga dirinya, dan barangsiapa yang tidak
bertakwa maka dia telah menelantarkan dirinya sendiri sedang Allah tidak
butuh kepadanya.”
Diantara penjagaan Allah yang amat menakjubkan adalah penjagaan-Nya bagi
seseorang yang bertakwa dari binatang buas. Bahkan binatang buas
tersebut menjadi penjaganya seperti yang terjadi pada Safinah pembantu
Rasulullah ketika perahunya pecah dan dia terdampar di sebuah pulau.
Lalu dia melihat seekor harimau tapi harimau tersebut malah menunjukinya
jalan keluar hingga harimau itu berhenti seraya bersuara (meraung)
seakan-akan dia mengucapkan selamat berpisah dan akhirnya harimau itupun
kembali ketempatnya semula. 3 3. Diriwayatkan oleh Tabrani dalam
“Al-Mu’jam Al-Kabir” dengan sanad yang hasan lihat juga “Jami’ulum Wal
Hikam” hal 468 oleh Ibnu Rajab.
Penjagaan Allah bagi hamba-Nya juga berupa penjagaan terhadap agama dan
keimanannya dari segala syubhat yang menyesatkan dan dari syahwat yang
diharamkan hingga dia bertemu Allah dalam keadaan diridhoi-Nya. Oleh
karena itu Nabi berdoa agar di jaga oleh Allah ta’ala :
“Ya Allah, jika engkau mewafatkan diriku maka ampunilah aku, dan jika
engkau membiarkan diriku hidup maka jagalah aku sebagaimana engkau
menjaga orang-orang yang sholeh.” [4] 4. HR. Bukhari 8/169.
Nabi Yusuf di jaga oleh Allah dari fitnah yang menyesatkan dan dari
syahwat yang diharamkan, Allah berfirman :
“Demikianlah kami palingkan dia dari kejelekan dan kekejian,
sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba kami yang ikhlas” (QS. Yusuf : 24)
Kebersamaan Allah Dengan Hambanya yang Bertakwa
Nabi bersabda :
“Jagalah Allah pasti kau akan menjumpai-Nya dihadapanmu.” Barangsiapa
yang menjaga perintah-perintah Allah dalam diri dan keluarganya serta
istiqomah di atas al-Quran dan Sunnah, maka Allah pasti bersamanya [5]
5. Arti kebersamaan ini bukan seperti yang diyakini orang-orang wihdatul
wujud (Manunggaling Kawulo Gusti) dari kalangan extrim sufi yang
meyakini Allah bersatu dalam diri makhluk-Nya atau hamba-Nya yang sholeh
-Maha suci Allah dari apa yang mereka katakan-. Ini bukan dari Islam
bahkan ini adalah aqidah orang-orang Nashara tentang Isa q. Sesungguhnya
Allah bersemayam di atas Arsy-Nya di atas langit ketujuh : “Allah yang
Maha Penyayang bersemayam di atas Arsy” (QS. Thoha : 5)
Allah bersama dengan hamba-Nya dengan penglihatan, pendengaran,
pengawasan atau pertolongan-Nya,-pent. dalam setiap keadaan. Allah akan
memberinya petunjuk dan taufik, melindungi, menolong dan menjaganya.
Allah ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang
yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl : 128).
Dan Allah berfiman kepada Musa dan Harun :
“Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kalian. Aku
mendengar dan melihat” (QS. Thoha : 46).
Allah juga berfirman menceritakan tentang Musa q :
“Sesungguhnya Rabbku bersamaku Dialah yang memberiku petunjuk” (QS.
Asy-Syu’ara : 62).
Dan Nabi Muhammad pernah berkata kepada Abu Bakar a :
“Janganlah kau bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita” (QS.
At-Taubah : 40).
Inilah kebersamaan Allah yang khusus (bagi hamba-hamba-Nya yang beriman
dan bertakwa-pent) yang berupa pertolongan, penjagaan dan bantuan
seperti yang dijelaskan oleh para Ulama. Hal ini berlainan dengan
kebersamaan-Nya secara umum (bagi semua makhluk-Nya yang kafir atau yang
mukmin yang berupa pengawasan dan pendengaran serta penglihatan-pent)
seperti dalam firman-Nya :
“Tiada pembicaraanahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang
keempatnya” (QS. Al-Mujaadilah : 7)

KUNJUNGI JUGA
===>PART II<===
===>PART III<===

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar